Minggu, 03 Februari 2013

TIGA POKOK AJARAN AGAMA ISLAM

TIGA POKOK AJARAN
AGAMA ISLAM





 





















Disusun Oleh :


Nama                  :   ABDUL RAIS
No. Stambuk     :   2012 04 2197





JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
STITEK DHARMA YADI
MAKASSAR2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan hidayahNyalah, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini, meski penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, penulisan dan penyusunannya.
Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh data/sumber dari media online “internet” dan menjelaskan tentang “Tiga Pokok Ajaran Agama Islam”.
Penulis berharap agar apa yang tercantum dalam makalah ini, bisa menjadi pelajaran dan menambah wawasan buat pembaca dan terutama buat diri penulis sendiri.
Kritik dan saran yang bertujuan membangun dari para pembaca, penulis akan terima dengan senang hati, untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi.

Makassar, 30 Januari 2013
Penulis,





ABDUL RAIS




DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang..................................................................................... 1
B.        Rumusan Masalah................................................................................ 2
C.        Maksud dan Tujuan.............................................................................. 2
D.       Manfaat Penulisan ............................................................................... 2

BAB II    PEMBAHASAN
A.       Tauhid atau berserah diri kepada Allah SWT...................................... 3
B.        Taat Kepada Allah SWT...................................................................... 4
C.        Baro’ah atau berlepas diri dari Perbuatan Syirik dan
dari pelakunya...................................................................................... 5

BAB III   PENUTUP
A.       Kesimpulan........................................................................................... 7
B.        Kritik dan Saran................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 9


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama Islam dapat dijelaskan sesuai hadits riwayat Muslim dibawah ini :
Dari Umar ra. juga dia berkata : “Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah s.a.w suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah s.a.w) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah s.a.w, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu“, kemudian dia berkata, “anda benar“.

Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukan aku tentang Iman?“ Lalu beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“, kemudian dia berkata, “anda benar“. Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukan aku tentang ihsan ?“. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata, “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya“, beliau bersabda, “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya“, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah s.a.w) bertanya, “Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian“.
(HR. Muslim).
Hadits ini menerangkan pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan serta memperhatikan isi Al-Qur’an secara keseluruhan maka dapat dikembangkan bahwa pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia. Maka barangsiapa yang tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para Nabi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Tauhid atau berserah diri kepada Allah SWT.
2.      Taat kepada Allah SWT.
3.      Baro’ah atau berlepas diri dari Perbuatan Syirik dan dari pelakunya.

C.    Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Agama Islam.
  2. Guna mengetahui Tiga Ajaran Pokok Agama Islam.
  3. Untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan seluruh mahasiswa terutama pada diri penulis sendiri tentang Tiga Ajaran Pokok Agama Islam.

D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah supaya bisa menjadi bahan masukan dan pembelajaran bagi para pembaca khususnya bagi para mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Dharma Yadi Makassar, tentang Tiga Pokok Ajaran dalam Agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tauhid atau berserah diri kepada Allah SWT
Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Allah dengan tauhid, yakni mengesakan Allah dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menunjukkan satu saja dari jenis ibadah kita kepada selain-Nya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rezeki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada selain-Nya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri kita.
Semua yang disembah selain Allah tidak mampu memberikan pertolongan bahkan terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Allah berfirman, “Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (Al -A’rof: 191-192)
Semua yang disembah selain Allah tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (Fathir: 13-14)

B.     Taat Kepada Allah SWT
Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada Allah. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap perintah-perintah Allah dan Rosul-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang, semata-mata hanya karena taat kepada Allah dan hanya mengharap wajah-Nya semata, berharap dengan balasan yang ada di sisi-Nya serta takut akan adzab-Nya.
Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Allah berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”  ( Al-Ankabut: 2-3)
Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan keputusan. Allah berfirman, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al Ahzab: 36)
Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Allah dan Rosul-Nya akan tetapi mereka mentaatinya lahir maupun batin. Allah berfirman, “Sesungguhnya jawaban orang-orang beriman, bila mereka diseru kepada Allah dan Rosul-Nya agar rosul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar, dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nur: 51)

C.    Baro’ah atau berlepas diri dari Perbuatan Syirik dan dari pelakunya
Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Allah, maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenar-benarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kedzaliman yang paling dzalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Allah, padahal Allahlah Robb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua.
Allah telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabiyulloh Ibrahim ‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.’”    (Al-Mumtahanah: 4)
Jadi ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan agama-agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrahim yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya. Inilah tiga pokok ajaran Islam yang harus kita ketahui dan pahami bersama untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang yakin dan pasti. Dan di atas ketiga pokok inilah aqidah dan syari’ah ini dibangun. Maka kita mohon kepada Allah semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memahami agama ini, serta diteguhkan di atas meniti diri ini. Wallahu a’lam



BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan yaitu Allah SWT.
Pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan serta memperhatikan isi Al-Qur’an secara keseluruhan maka dapat dikembangkan bahwa pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia. Maka barangsiapa yang tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para Nabi.

B.            KRITIK DAN SARAN
Dengan adanya ajaran dasar Islam ini, maka diharapkan agar kita sebagai umat Islam tidak mudah diombang-ambingkan dengan ajaran-ajaran yang datang di kemudian hari yang tidak sesuai dengan bingkai dasar ajaran Islam. Baik secara pribadi maupun secara umat keseluruhan. Apalagi, tidak dapat kita pungkiri bahwa ada saja orang-orang yang mencoba mengaburkan arti Islam itu sendiri.
Dan diharapkan dari kita semua adalah kesediaan hati dan niat kita untuk belajar Islam dari sumber-sumbernya yang asli dan terpercaya agar kita tidak terjebak pada pertanyaan-pertanyaan yang justru membuat kita menjauh dari Islam.
Demikian Penyusunan Makalah ini, agar kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi diri penulis sendiri. Saran dan kritik dari pembaca akan selalu penulis terima untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Tafsir Al-Qur’an dan As-Sunnah (HR. Muslim)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar